Proses-proses penyempurnaan tekstil banyak sekali menggunakan zat-zat
kimia, baik berupa oksidator, reduktor, asam, basa, atau lainnya. Karena itu
ketahanan terhadap banyak zat kimia pada serat tekstil merupakan suatu
syarat yang penting. Ketahanan terhadap zat kimia atau kereaktifan kimia pada
setiap jenis serat tergantung pada struktur kimia dan adanya gugus – gugus
aktif pada molekul serat. Pelarut –pelarut untuk pencucian kimia, keringat,
sabun, detergen, zat pengelantangan, gas dalam udara, cahaya matahari
menyebabkan kerusakan secara kimia kepada hampir semua zat tekstil.
Sifat kimia serat kapas: tahan terhadap penyimpanan, pengolahan dan
pemakaian yang normal, kekuatan menurun oleh zat penghidrolisa karena
terjadi hidro-selulosa mempunyai efek kilap, karena proses mersirasi, serat
mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama dalam keadaan lembab dan
pada suhu yang hangat.
Sifat kimia serat wol: tahan terhadap jamu dan bakteri tetapi bila wol telah
rusak oleh zat kimia terutama alkali pada pH 8, wol mudah diserang serangga
dan jamur yaitu kekuatan turun.
Sifat kimia serat sutera: tidak mudah rusak oleh larutan asam encer hangat,
tapi larut dengan cepat didalam asam kuat. Sutera mudah diserang oleh
oksidator, tahan terhadap jamur, serangga,dan bakteri. Pemanasan yang lama
dalam air menyebabkan kilau dan kekuatan berkurang.
Sifat kimia rayon viskosa cepat rusak oleh asam, kekuatan berkurang oleh
jamur. Paling sesuai diputihkan dengan natrium hipoklorit dalam suasana netrl.
Sifat kimia nylon tahan terhadap pelarut – pelarut dalam pencucian kering.
Tahan terhadap asam encer, tahan terhadap basa.
Sifat kimia poliester tahan asam, basa lemah tetapi kurang tahan basa basa
kuat, tahan zat oksidator, alkohol, sabun, dan zat untuk pencucian kering.
Tahan terhadap jamur, serangga dan bakteri.
Polimer
Ditinjau dari segi kimia, serat tekstil tersusun dari molekul – molekul yang
sangat besar. Polimer adalah molekul yang sangat besar yang tersusun dari
ulangan unit – unit kimia kecil (monomer) yang sederhana. Serat tumbuh –
tumbuhan seperti kaps, jute, rami, dan sebagainya tersusun atas molekul –
molekul selulosa yang merupakan pengulangan sisa glukosa ( C6H12O6 ).
Serat rayon adalah serat yang dibuat dengan cara regenarasi polimer – polimer
selulosa yang diperoleh dari kayu atau sisa – sisa kapas pendek ( inters ),
sedangkan serat buatan seperti poliester dan nylon tidak dibuat dari polimer
alam, tetapi polimer yang dibuat dari senyawa kimia kecil dan sederhana yang
dibuat monomer. Unit - unit kimia yang diulang dalam suatu polimer memiliki
bentuk yang sama atau hampir sama dengan monomernya.
Pengulangan unit – unit tersebut dapat membentuk polimer linier, bercabang,
atau jaringan.Umpama :
Senyawa kimia asal ( monomer ) adalah A, unit yang berulang A’ dimana A’ hampir sama dengan A.
Maka:
Polimer Linier : - A’ - A’ - A’ - A’ - A’-
Polimer Cabang : -A’ – A’ – A’ – A’
A’
Polimer jaringan : -A’ – A’ –
A’ A’
A’
Bentuk Penampang Serat
Bentuk penampang lintang serat sangat bermacam – macam ada yang
berbentuk bulat, lonjong, bergerigi, segitiga, pipih dan sebagainya. Untuk jenis
yang sama, serat alam mempunyai penampang lintang yang sangat bervariasi,
sedangkan serat – serat buatan untuk untuk jenis yang sama pada umumnya
sama. Makin bulat penampang lintangnya, makin baik kilaunya dan makin
lemas pegangannya, tetapi makin rendah daya penutupnya karena makin
banyak ruang udara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar